1. Sifat-sifat sinar-x
1.
Mempunyai daya tembus yang sangat tinggi, sehingga dapat
menembus bahan atau materi yang dilewatinya.
2.
Dapat menimbulkan Ionisasi dan eksitasi pada atom atau
molekul-molekul bahan yang dilewati.
3.
Dapat merubah susunan kimia bahan yang dilewati.
4.
Dapat menimbulkan fluorecense pada material calsium tungstate
dan zinc cadnium sulphate.
5.
Dapat menghasilkan bayangan laten pada film rontgen dan
apabila dibangkitkan akan menjadi bayangan tampak.
6.
Menimbulkan efek biologi dalam kehidupan organisme.
7.
Mengalami atenuasi ketika menembus bahan/materi.
2. Kualitas dan Intensitas Sinar-x
1.
Intensitas : jumlah tenaga foton sinar-x (energi) yang keluar
dari tabung sinar-x pada luasan, jarak dan waktu tertentu.
Intensitas yang dikeluarkan
ditentukan oleh nomor atom target (Z), arus tabung (mA), tegangan puncak (kVp)
dan faktor rektifikasi (F).
2.
Kualitas :
kekuatan/kemampuan sinar-x yang diukur dari daya tembusnya terhadap obyek yang
dilewati. Berdasarkan daya tembus nya kualitas dibedakan menjadi 2, yaitu
: a. Hard beam : berkas sinar-x yang
mempunyai daya tembus yang baik/kuat.
b. soft beam : berkas
sinar-x yang daya tembus nya kurang/lemah.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas sinar-x adalah :
·
Kilovolt (kV)
·
Filter
·
Rektifikasi
3. Sensitivitas Warna
Sensitivitas
warna/spectral sensitivity adalah istilah untuk menjelaskan respon emulsi film
terhadap berbagai macam warna cahaya. Ada 3 golongan film menurut kepekaannya
terhadap macam warna pencahayaan :
1.
Panchromatic Film :
jenis film yang memiliki kepekaan terhadap semua warna cahaya, jenis ini
digunakan dalam bidang fotografi.
2.
Monochromatic Film :
jenis film yang memiliki kepekaan terhadap satu jenis warna cahaya, misalnya
warna biru yang. Jenis film ini digunakan pada x-ray film blue sensitive.
3.
Ortochromatic film :
jenis film yang memiliki kepekaan terhadap warna hijau sampai violet, jenis
film ini digunakan untuk x-ray film green sensitive.
4. Intensifying Screen
Prinsip
dari IS adalah apabila bahan yang menyerap radiasi sinar-x dan memancarkannya
kembali dalam bentuk sinar tampak tabir penguat ini dipakai dalam radiography
dan tabir fluoroskopi. Banyak nya cahaya yang dipancarkan berbanding lurus
dengan exposi sinar-x yang mengenai tabir.
Luminensi (perpendaran) : bahan-bahan
yang dapat memancarkan cahaya sebagai akibat disinar dengan sinar-x dapat
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1.
Fosforesensi : bahan ini bila menerima radiasi sinar-x akam
menyerapnya terlebih dahulu, baru memancarkan cahaya tampak setelah selang
waktu tertentu. Bahan seperti ini tidak cocok untuk fluoroskopi. Penundaan
perubahan dari berkas sinar-x menjadi sinar tampak disebut afterglow. (delay
waktu sampai terjadinya pencahayaan adalah > 10-8 detik
2.
Fluoresensi : bahan
ini akan berpendar setelah menerima radiasi,langsung memancarkan cahaya tampak.
Bahan ini cocok untuk tabir fluoroskopi. (waktu terjadinya pencahayaan adalah
< 10-8
Mekanisme
luminensi :
1.
Energi radiasi diserap
2.
Elektron yang terlepas meninggalkan pita valensi menuju pita
konduksi. Pada posisi ini elektron memasuki kondisi high energi state. Material
fosfor yang tidak murni menghasilkan luminesence centre yang cenderung memiliki
kekuatan menarik elektron kembali ke pita valensi.
3.
Akibat elektron kembali ke pita valensi, elektron kembali
memasuki kondisi lower energy state, sambil melepaskan energi yang berbentuk
cahaya tampak.
5. Interaksi
radiasi dengan materi
Efek-efek yang ditimbulkan oleh radiasi
dalam interaksinya dengan materi yang dikenainya pada perjalanan sinar-x dari
fokus ke film dapat digolongkan dalam 3 efek, yaitu :
1.
Efek yang bersifat fisik (physical efect), menimbulkan 5
kemungkinan :
·
Hamburan klasik
·
Penyerapan foto listrik
·
Hamburan compton
·
Pembentukan pasangan
·
Desintegrasi foto nuklir
2.
Efek yang bersifat kimia (chemical efect), terjadi bila energi
foton mengenai struktur kima tubuh manusia (80% terdiri dari air.
3.
Efek yang bersifat biologi (biological efect), kemungkinan
akan mengakibatkan :
·
Jaringan akan melakukan proses penyembuhan/pemulihan kembali
secara enzymatic, tanpa efek lanjutan.
·
Jaringan akan melakukan proses penyembuhan/pemulihan kembali
secara enzymatic, tanpa diikuti dengan mutasi genitik.
·
Terjadinya efek biochemical, tetapi tidak dapat melakukan
proses pemulihan kembali tanpa efek lanjutan
·
Terjadinya efek biochemical, tetapi tidak dapat melakukan
proses pemulihan kembali, dan berakibat kematian sel.
6. kontras
Kontras
fadalah perbedaan densitas antara bagian yang gelap dengan bagian yang terang
dari gambaran radiologi. Dalam penilaian terhadap kontras dibedakan atas :
·
Kontras obyektif : tidak selalu dapat diterima oleh mata,
harus melampaui harga ambang.
·
Kontras subyektif : berbeda setiap orang tergantung dari
penglihatan seseorang.
Kontras dalam ilmu Radiografi dapat
dibedakan menjadi :
·
Kontras radiasi :
nilai perbandingan antara intensitas sebelum mengenai obyek (bahan) dengan
intensitas yang menembus bahan.
·
Kontras subyek :
perbedaan intensitas radiasi yang telah menembus bahan tergantung pada
ketebalan/kerapatan obyek dalam suatu bahan.
·
Kontras film :
perbedaan nilai densitas optik yang dapat dicatat oleh suatu film.
·
Kontras gambar :
pola distribusi penghitaman (opasitas dan lusensi) gambaran tiap organ, yang
dimiliki oleh suatu gambar radiografi.
7. Mgnifikasi dan distorsi
·
Magnifikasi adalah, perubahan ukuran suatu obyek dimana gambaran
yang terbentuk akan menjadi lebih besar dari pada benda asli nya.
·
Distorsi adalah, perubahan bentuk dari objek yang kita maksud
dimana bentuk nyanmenjadi tidak sama dengan bentuk benda asli nya.
*magnifikasi (m) makin
besar/bertambah bila :
·
Jarak objek film (d) bertambah, pada jarak fokus film
konstan.
·
Jarak fokus film (f) berkurang, pada jarak objek film (d)
konstan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar