URETHROCYSTOGRAFI
I.
PENGERTIAN
Urethrocystografi merupakan suatu teknik pemeriksaan radiografi
dari vesica urinaria dan urethra dengan menggunakan bahan kontras
media positif melalui urethra.
Urethrocystografi
bipolar merupakan teknik pemeriksaan urethrocystografi
dengan pemasukan kontras media yang dilakukan dari arah atas melalui cateter suprapubis dan dari arah bawah
melalui urethra.
II.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
v VESICA
URINARIA
·
Vesica urinaria atau kandung kemih merupakan organ
penampung urine. Letaknya postero-superior terhadap simphysis pubis. Bagian anterior berbatasan dengan rectum dan bagian lateral berbatasan
dengan tulang-tulang pelvis. Bentuk
dan ukurannya bervariasi sesuai banyaknya urine yang ditampung. Kapasitasnya
sekitar 500 cc. Dinding vesica urinaria
ini dibentuk oleh peritonium (lapisan
sebelah luar), tunika muskularis
(lapisan otot), tunika submukosa, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).
v URETHRA
·
Urethra adalah saluran sempit yang terbentuk dari membran
berotot dan merupakan organ tractus
urinarius yang letaknya paling distal
yang berfungsi untuk menyalurkan urine dari vesica
urinaria keluar tubuh dan pada pria merupakan saluran ejakulasi.
·
Urethra pada laki-laki mempunyai ukuran panjang kurang
lebih 15 cm yang terbentuk dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam) dan
lapisan su mukosa. Urethra pada laki-laki terdiri atas :
-
Urethra Pars Prostatica
Urethra pars prostatica ini letaknya di bagian proximal mendekati vesica urinaria dan sejajar dengan prostat atau dikelilingi oleh
prostat. Panjangnya kurang lebih 2,5 cm.
-
Urethra Pars Membranosa
Letaknya berada diantara
urethra pars prostatica dengan urethra pars cavernosa.
-
Urethra Pars Cavernosa
Urethra pars cavernosa ini letaknya berada di bagian distal
setelah bulbus dan merupakan bagian urethra yang terpanjang serta merupakan
tempat keluarnya urine terakhir dari tubuh pada bagian urethra.
·
Urethra pada wanita mempunyai ukuran panjang
kurang lebih 3-5 cm yang terbentuk dari tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongenosa
merupakan fleksus dari vena-vena,
dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Urethra
pada wanita terletak di belakang simphysis
pubis berjalan miring sedikit ke arah atas. Sedangkan muara urethra pada wanita terletak di atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan urethra
di sini hanya sebagai saluran eksresi.
III.
INDIKASI PEMERIKSAAN
Kelainan
yang biasanya menyebabkan dilaksanakannya pemeriksaan urethrocystografi adalah sebagai berikut :
-
Striktura Urethra
Yaitu penyempitan urethra yang disebabkan oleh peradangan
atau trauma.
-
Obstruksi pada
Urethra
Yaitu penyumbatan urethra yang diakibatkan karena striktura urethra yang parah atau batu.
-
Massa
pada Vesica Urinaria
Massa atau tumor yang berada
pada vesica urinaria dan mengganggu
jalannya urine keluar tubuh melalui urethra.
-
Ruptur Urethra
Yaitu sobek atau retaknya urethra akibat terjadinya trauma.
IV.
KONTRA INDIKASI
à Post operasi cateterisasi
urethra
V.
PERSIAPAN PASIEN
·
Pada
umunya tidak ada persiapan khusus, karena pasien yang akan diperiksa adalah
dari bagian urologi.
·
Pasien
diharuskan unutuk mengosongkan kandung kencing
VI.
ALAT DAN BAHAN
Bagian atas (steril) terdiri
dari :
-
Cateter Foley,
-
Spuit 50 – 100 cc,
-
Gallipot,
-
Handuk,
-
Kain
kasa,
-
Gunting
klem,
-
Mangkuk
tempat menyampur bahan kontras dengan aquadestilata.
Bagian bawah (non steril) terdiri
dari :
-
Desinfektan,
-
Minyak
pelumas (vaselin),
-
Bahan
kontras urografin 60 %,
-
Aquadestilata.
VII.
KONTRAS MEDIA
o
Larutan
Ionik (sodium atau meglumine diatrizoat)
o
Larutan
non-ionik
·
KONTRAS
YANG DIGUNAKAN
o
Kontras
yang akan dimasukkan melalui cateter
suprapubis yaitu Urografin
sebanyak 20 cc dicampur aquabides
sebanyak 160 cc (dengan perbandingan 1:8)
o
Kontras
yang akan dimasukkan melalui urethra yaitu
Urografin sebanyak 20 cc dicampur aquabides sebanyak 20 cc (dengan
perbandingan 1:1)
(Besar
kecilnya perbandingan pada pencampuran kontras tersebut tidak dapat dijadikan
patokan yang pasti, tetapi tergantung dari permintaan dokter radiolog dan
sepanjang masih dapat memperlihatkan gambaran organ dengan jelas)
VIII.
TEKNIK PEMASUKKAN BAHAN KONTRAS
§ Sebelum pemasukkan bahan kontras,
dilakukan plan foto (BNO polos)
§ Cara biasa, dilakukan bila tidak terjadi obtruksi total pada urethra
§ Pasien diposisikan supine, dengan kedua lutut diangkat dan sedikit fleksi
§ Cateter dimasukkan ke dalam urethra. Setelah cateter dirasa sudah cukup masuk, lalu
ujung urethra difixasi dengan
plester. Ujung cateter yang lain dihubungkan dengan spuit yang berisi kontras
media
§ Penyuntikkan bahan kontras dilakukan
secara perlahan
§ Pasien sebelumnya diinstruksikan untuk
memberikan isyarat bila kandung kencingnya terasa penuh (ada keinginan untuk mixie)
§ Pasien diinstruksikan untuk menahan
sebentar rasa ingin mixie kemudian di
eksposi
IX.
TEKNIK PEMASUKKAN BAHAN KONTRAS BILA
TERJADI PENYUMBATAN TOTAL DI URETHRA
Terdiri dari dua tahap :
Tahap dari atas
-
Dilakukannya cateterisasi ke dalam kandung kemih
yang dilakukan oleh dokter bedah urologi.
-
Spuit dihubungkan pada cateter yang telah terpasang, kemudian kontras media disuntikkan
secara perlahan lalu di eksposi
Tahap dari bawah
-
Sama
seperti pemasukkan bahan kontras biasa melalui cateter pada urethra
-
Bila
aliran kontras berhenti sama sekali (spuit
sangat sulit untuk ditekan) penyuntikkan kontras dihentikan lalu di eksposi
X.
TEKNIK PEMERIKSAAN
POSISI AP OBLIQUE (RPO/LPO)
·
Posisi
pasien : Supine
·
Posisi
objek : Diputar oblique ke kanan atau kekiri dengan sudut 35°-40°
·
CR : Vertikal tegak lurus film
·
CP : Diantara kedua SIAS setinggi Trochanter mayor
POSISI AP / PA
·
Posisi
pasien : Supine / prone
·
Posisi
objek :
Ø MSP dipertengahan grid
Ø Tungkai bawah pasien diextensikan sehingga area Lumbosacral cukup melengkung agar bagian
depan tulang pelvis terangkat
·
CR : Vertikal tegak lurus film
·
CP : 2-3 inci di atas sympisis pubis
XI.
PEMBAHASAN LANJUTAN MENGENAI
URETHROCYSTOGRAFI BIPOLAR
Urethrocystografi bipolar merupakan teknik pemeriksaan urethrocystografi dengan pemasukkan kontras media yang dilakukan
dari arah atas melalui cateter suprapubis
dan dari arah bawah melalui urethra. Pemasukkan
kontras dari arah atas dilakukan secara antegrade,
karena aliran kontras searah dengan aliran urine yang menuju ke bawah atau ke urethra. Sedangkan pemasukan bahan
kontras dari bawah dimasukkan secara retrograde
melalui urethra, karena aliran
bahan kontras menuju ke atas atau berlawanan arah dengan aliran urine.
Pemeriksaan
urethrocystografi bipolar ini
dilakukan pada pasien yang mengalami restensio
urine dengan kegagalan cateterisasi
urethra.
Pemeriksaan
urethrocystografi ini lebih sering
dilakukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita, sebab dilihat dari bentuk
anatomi dari urethra laki-laki yang
lebih panjang daripada urethra
wanita, sehingga kemungkinan wanita mengalami restensio urine lebih kecil.
Pada
pemeriksaan ini biasanya pasien mengalami rawat inap terlebih dahulu, hal ini
disebabkan karena pasien mengalami restensio
urine yang disebabkan pasien tidak dapat mixie
sehingga vesica urinaria menjadi
penuh namun ketika dilakukan cateterisasi
urethra, cateter tidak dapat
masuk ke vesica urinaria. Dari
keadaan pasien yang mengalami restensio
urine dan kegagalan cateterisasi urethra
maka dokter mendiagnosa striktura urethra.
Maka untuk menegakkan adanya striktura
urethra dan kelainan yang terjadi pada vesica
urinaria maka dilakukan pemeriksaan urethrocystografi
bipolar setelah dilakukannya cystotomy
guna pemasangan suprapubis.
Cystotomy ini merupakan pembuatan lubang pada dinding vesica urinaria untuk masuknya cateter suprapubis. Cateter suprapubis ini berfungsi untuk mengeluarkan urine dan
memasukkan kontras saat pemeriksaan berlangsung. Cystotomy ini dilakukan diruang bedah oleh dokter bedah urologi.
Kontras
yang digunakan pada pemeriksaan urethrocystografi
ini yaitu yang watersoluable. Untuk
kontras yang akan dimasukkan ke urethra
ini perlu konsentrasi bahan kontras media yang lebih besar, karena jika
konsentrasi bahan kontras terlalu rendah maka tidak akan tampak gambaran bahan
kontras yang melalui daerah striktura,
sebab daerah urethra ini akan
menyempit dan hanya sedikit bahan kontras yang melaluinya. Sedangkan kontras
yang akan dimasukkan ke vesica urinaria
melalui cateter suprapubis memerlukan
volume yang besar dan konsentrasi bahan kontras yang lebih rendah, karena jika
konsetrasi kontras terlalu besar maka gambaran vesica urinaria akan terlalu opaque
dan akan menutupi gambaran kelainan yang ada pada vesica urinaria.
XII.
PROSEDUR PEMERIKSAAN URETHROCYSTOGRAFI BIPOLAR YANG DILAKUKAN DI INSTALASI RADIOLOGI
RSUPN DR.CIPTO MANGUNKUSUMO
Nama Pasien
:
Mr.X
Klinis :
Suspect Striktura Uretrha
Pesawat
yang digunakan : Pesawat Digital
PHILIPS
·
PERSIAPAN
PASIEN
Persiapannya
yaitu pasien telah terpasang cateter
suprapubis setelah dilakukannya tindakan cystotomy.
·
FOTO
PERDAHULUAN
Foto pelvis AP yang mencakup
gambaran vesica urinaria dan urethra.
·
TEKNIK
PEMERIKSAAN
o
Pasang
cateter pada ujung distal urethra
o
Masukkan kontras dengan perbandingan 1:8
kedalam vesica urinaria melalui cateter suprapubis sampai kontras
mengisi urethra secara antegrade (searah dengan arah aliran
urine keluar tubuh) atau sampai keadaan vesica
urinaria terisi penuh kontras (pemasukkan kontras ini sambil dikontrol fluoroscopy)
o
Lakukan
klem pada cateter suprapubis
o
Masukkan kontras dengan perbandingan
1:1 kedalam urethra secara retrograde melalui cateter yang telah dipasang pada ujung distal urethra sampai aliran kontras tampak terhenti (pemasukkan
kontras ini sambil dikontrol fluoroscopy)
o
Lakukan
klem pada cateter yang melalui urethra
o
Ambil gambar dengan posisi pasien supine dan oblique (RAO atau LAO) yang mencakup vesica urinaria dan urethra
dengan sinar undercouch, setelah
diletakkannya marker penggaris sejajar dengan urethra (marker penggaris ini berguna untuk membantu radiolog dalam
mendiagnosa hasil gambaran dan dapat diketahui nilai panjang terjadinya striktura urethra, batasan proximal dan distal striktura urethra serta letak striktura urethra)
·
KRITERIA
GAMBARAN
Gambaran yang tampak yaitu tampak bahan
kontras mengisi urethra dan tampaknya
striktura urethra proximal yang
ditandainya dengan pengisian daerah striktura
dengan kontras media yang sangat sedikit dan terlihat batas distal striktura yaitu daerah dimana urethra yang tadinya lebar lalu menjadi
sempit.
·
TAHAP
AKHIR
-
Setelah
pemeriksaan, klem dapat dibuka lagi
DAFTAR PUSTAKA
Sumarno Markam, Kamus Istilah Kedokteran, 1997, FKUI
Jakarta.
Ganong W. F. Fisiologi Kedokteran, 1995 CV. EGC.
Jakarta.
Evelyn C.
Pearce. Anatomi Dan Fisiologi Untuk
Paramedis, Jakarta, 1993 Gramedia.
Clack C. K. M.B.E. Positioning in Radiography : EIGHTH
EDITION, London, Wm HEINEMAN MEDICAL BOOKS LTD.
Syaifuddin Drs. H. B.Ac. Anatomi
Fisilogi Untuk Siswa Perawat : Edisi 2, 1997. EGC. Jakarta.
Philips W. Ballinger, Radiographic
Positionsand Radiologic Procedures, Volume II edisi ke delapan, 1995
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji
dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang pemeriksaan Uretrhrocystografi yang diberikan oleh
Bapak Kukuh Nurcahyo, SST.
Adapun dalam
penulisan makalah ini, kami mendapatkan bantuan bahan materi dari berbagai
pihak sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan tepat
waktu. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Hj. Rosiana Murwiyati, BSc (Radiografer RSUPN. Cipto Mangunkusumo Jakarta)
2.
M.
Zawawi, Dip.Rad (Radiografer RSUPN. Cipto Mangunkusumo Jakarta)
Kami sadar bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami selaku penulis meminta maaf atas
ketidaksempurnaan makalah ini serta kami menerima kritik dan saran yang akan
diberikan oleh pembaca. Dan kami harap makalah
yang kami tulis dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis,
Kelompok
5
Permisi, untuk tinjauan pustaka teknik pemeriksaan uretrocystografi diatas menurut Ballinger/ menurut Clark? Terima kasih.
BalasHapusTerimah kasih sangat bermanfaat sekali bagi saya
BalasHapus