Sabtu, 23 Juni 2012

Urethrocystografi


URETHROCYSTOGRAFI

I.                   PENGERTIAN
Urethrocystografi merupakan suatu teknik pemeriksaan radiografi dari vesica urinaria dan urethra dengan menggunakan bahan kontras media positif melalui urethra.
            Urethrocystografi bipolar merupakan teknik pemeriksaan urethrocystografi dengan pemasukan kontras media yang dilakukan dari arah atas melalui cateter suprapubis dan dari arah bawah melalui urethra.

II.                ANATOMI DAN FISIOLOGI
v  VESICA URINARIA
·         Vesica urinaria atau kandung kemih merupakan organ penampung urine. Letaknya postero-superior terhadap simphysis pubis. Bagian anterior berbatasan dengan rectum dan bagian lateral berbatasan dengan tulang-tulang pelvis. Bentuk dan ukurannya bervariasi sesuai banyaknya urine yang ditampung. Kapasitasnya sekitar 500 cc. Dinding vesica urinaria ini dibentuk oleh peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).
v  URETHRA
·         Urethra adalah saluran sempit yang terbentuk dari membran berotot dan merupakan organ tractus urinarius yang letaknya paling distal yang berfungsi untuk menyalurkan urine dari vesica urinaria keluar tubuh dan pada pria merupakan saluran ejakulasi.
·         Urethra pada laki-laki mempunyai ukuran panjang kurang lebih 15 cm yang terbentuk dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam) dan lapisan su mukosa. Urethra pada laki-laki terdiri atas :
-          Urethra Pars Prostatica
Urethra pars prostatica ini letaknya di bagian proximal mendekati vesica urinaria dan sejajar dengan prostat atau dikelilingi oleh prostat. Panjangnya kurang lebih 2,5 cm.
-          Urethra Pars Membranosa
Letaknya berada diantara urethra pars prostatica dengan urethra pars cavernosa.
-          Urethra Pars Cavernosa
Urethra pars cavernosa ini letaknya berada di bagian distal setelah bulbus dan merupakan bagian urethra yang terpanjang serta merupakan tempat keluarnya urine terakhir dari tubuh pada bagian urethra.

·         Urethra pada wanita mempunyai ukuran panjang kurang lebih 3-5 cm yang terbentuk dari tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongenosa merupakan fleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Urethra pada wanita terletak di belakang simphysis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas. Sedangkan muara urethra pada wanita terletak di atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan urethra di sini hanya sebagai saluran eksresi.

III.             INDIKASI PEMERIKSAAN
Kelainan yang biasanya menyebabkan dilaksanakannya pemeriksaan urethrocystografi adalah sebagai berikut :
-          Striktura Urethra
Yaitu penyempitan urethra yang disebabkan oleh peradangan atau trauma.
-          Obstruksi pada Urethra
Yaitu penyumbatan urethra yang diakibatkan karena striktura urethra yang parah atau batu.
-          Massa pada Vesica Urinaria
Massa atau tumor yang berada pada vesica urinaria dan mengganggu jalannya urine keluar tubuh melalui urethra.
-          Ruptur Urethra
Yaitu sobek atau retaknya urethra akibat terjadinya trauma.
IV.             KONTRA INDIKASI
à Post operasi cateterisasi urethra

V.                PERSIAPAN PASIEN
·         Pada umunya tidak ada persiapan khusus, karena pasien yang akan diperiksa adalah dari bagian urologi.
·         Pasien diharuskan unutuk mengosongkan kandung kencing

VI.             ALAT DAN BAHAN
Bagian atas (steril) terdiri dari :
-          Cateter Foley,
-          Spuit 50 – 100 cc,
-          Gallipot,
-          Handuk,
-          Kain kasa,
-          Gunting klem,
-          Mangkuk tempat menyampur bahan kontras dengan aquadestilata.
Bagian bawah (non steril) terdiri dari :
-          Desinfektan,
-          Minyak pelumas (vaselin),
-          Bahan kontras urografin 60 %,
-          Aquadestilata.


VII.          KONTRAS MEDIA
o   Larutan Ionik (sodium atau meglumine diatrizoat)
o   Larutan non-ionik
·         KONTRAS YANG DIGUNAKAN
o   Kontras yang akan dimasukkan melalui cateter suprapubis yaitu Urografin sebanyak 20 cc dicampur aquabides sebanyak 160 cc (dengan perbandingan 1:8)
o   Kontras yang akan dimasukkan melalui urethra yaitu Urografin sebanyak 20 cc dicampur aquabides sebanyak 20 cc (dengan perbandingan 1:1)
(Besar kecilnya perbandingan pada pencampuran kontras tersebut tidak dapat dijadikan patokan yang pasti, tetapi tergantung dari permintaan dokter radiolog dan sepanjang masih dapat memperlihatkan gambaran organ dengan jelas)


VIII.       TEKNIK PEMASUKKAN BAHAN KONTRAS
§  Sebelum pemasukkan bahan kontras, dilakukan plan foto (BNO polos)
§  Cara biasa, dilakukan bila tidak terjadi obtruksi total pada urethra
§  Pasien diposisikan supine, dengan kedua lutut diangkat dan sedikit fleksi
§  Cateter dimasukkan ke dalam urethra. Setelah cateter dirasa sudah cukup masuk, lalu ujung urethra difixasi dengan plester. Ujung cateter yang lain dihubungkan dengan spuit yang berisi kontras media
§  Penyuntikkan bahan kontras dilakukan secara perlahan
§  Pasien sebelumnya diinstruksikan untuk memberikan isyarat bila kandung kencingnya terasa penuh (ada keinginan untuk mixie)
§  Pasien diinstruksikan untuk menahan sebentar rasa ingin mixie kemudian di eksposi

IX.             TEKNIK PEMASUKKAN BAHAN KONTRAS BILA TERJADI PENYUMBATAN TOTAL DI URETHRA
Terdiri dari dua tahap :
Tahap dari atas
-          Dilakukannya cateterisasi ke dalam kandung kemih yang dilakukan oleh dokter bedah urologi.
-          Spuit dihubungkan pada cateter yang telah terpasang, kemudian kontras media disuntikkan secara perlahan lalu di eksposi

Tahap dari bawah
-          Sama seperti pemasukkan bahan kontras biasa melalui cateter pada urethra
-          Bila aliran kontras berhenti sama sekali (spuit sangat sulit untuk ditekan) penyuntikkan kontras dihentikan lalu di eksposi

X.                TEKNIK PEMERIKSAAN
POSISI AP OBLIQUE (RPO/LPO)
·         Posisi pasien    : Supine
·         Posisi objek     : Diputar oblique ke kanan atau kekiri dengan sudut 35°-40°
·         CR                   : Vertikal tegak lurus film
·         CP                   : Diantara kedua SIAS setinggi Trochanter mayor
APPOSISI AP / PA
·         Posisi pasien    : Supine / prone
·         Posisi objek     :
Ø  MSP dipertengahan grid
Ø  PATungkai bawah pasien diextensikan sehingga area Lumbosacral cukup melengkung agar bagian depan tulang pelvis terangkat
·         CR                   : Vertikal tegak lurus film
·         CP                   : 2-3 inci di atas sympisis pubis

XI.             PEMBAHASAN LANJUTAN MENGENAI URETHROCYSTOGRAFI BIPOLAR
Urethrocystografi bipolar merupakan teknik pemeriksaan urethrocystografi dengan pemasukkan kontras media yang dilakukan dari arah atas melalui cateter suprapubis dan dari arah bawah melalui urethra. Pemasukkan kontras dari arah atas dilakukan secara antegrade, karena aliran kontras searah dengan aliran urine yang menuju ke bawah atau ke urethra. Sedangkan pemasukan bahan kontras dari bawah dimasukkan secara retrograde melalui urethra, karena aliran bahan kontras menuju ke atas atau berlawanan arah dengan aliran urine.
Pemeriksaan urethrocystografi bipolar ini dilakukan pada pasien yang mengalami restensio urine dengan kegagalan cateterisasi urethra.
Pemeriksaan urethrocystografi ini lebih sering dilakukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita, sebab dilihat dari bentuk anatomi dari urethra laki-laki yang lebih panjang daripada urethra wanita, sehingga kemungkinan wanita mengalami restensio urine lebih kecil.
Pada pemeriksaan ini biasanya pasien mengalami rawat inap terlebih dahulu, hal ini disebabkan karena pasien mengalami restensio urine yang disebabkan pasien tidak dapat mixie sehingga vesica urinaria menjadi penuh namun ketika dilakukan cateterisasi urethra, cateter tidak dapat masuk ke vesica urinaria. Dari keadaan pasien yang mengalami restensio urine dan kegagalan cateterisasi urethra maka dokter mendiagnosa striktura urethra. Maka untuk menegakkan adanya striktura urethra dan kelainan yang terjadi pada vesica urinaria maka dilakukan pemeriksaan urethrocystografi bipolar setelah dilakukannya cystotomy guna pemasangan suprapubis.
Cystotomy ini merupakan pembuatan lubang pada dinding vesica urinaria untuk masuknya cateter suprapubis. Cateter suprapubis ini berfungsi untuk mengeluarkan urine dan memasukkan kontras saat pemeriksaan berlangsung. Cystotomy ini dilakukan diruang bedah oleh dokter bedah urologi.
Kontras yang digunakan pada pemeriksaan urethrocystografi ini yaitu yang watersoluable. Untuk kontras yang akan dimasukkan ke urethra ini perlu konsentrasi bahan kontras media yang lebih besar, karena jika konsentrasi bahan kontras terlalu rendah maka tidak akan tampak gambaran bahan kontras yang melalui daerah striktura, sebab daerah urethra ini akan menyempit dan hanya sedikit bahan kontras yang melaluinya. Sedangkan kontras yang akan dimasukkan ke vesica urinaria melalui cateter suprapubis memerlukan volume yang besar dan konsentrasi bahan kontras yang lebih rendah, karena jika konsetrasi kontras terlalu besar maka gambaran vesica urinaria akan terlalu opaque dan akan menutupi gambaran kelainan yang ada pada vesica urinaria.

XII.          PROSEDUR PEMERIKSAAN URETHROCYSTOGRAFI BIPOLAR YANG DILAKUKAN DI INSTALASI RADIOLOGI RSUPN DR.CIPTO MANGUNKUSUMO
Nama Pasien                           : Mr.X
Klinis                                       : Suspect Striktura Uretrha
Pesawat yang digunakan        : Pesawat Digital PHILIPS
·         PERSIAPAN PASIEN
Persiapannya yaitu pasien telah terpasang cateter suprapubis setelah dilakukannya tindakan cystotomy.

·         FOTO PERDAHULUAN
Plan fotoFoto pelvis AP yang mencakup gambaran vesica urinaria dan urethra.







·         TEKNIK PEMERIKSAAN
o   Pasang cateter pada ujung distal urethra
o   Kontras melalui
cateter suprapubisMasukkan kontras dengan perbandingan 1:8 kedalam vesica urinaria melalui cateter suprapubis sampai kontras mengisi urethra secara antegrade (searah dengan arah aliran urine keluar tubuh) atau sampai keadaan vesica urinaria terisi penuh kontras (pemasukkan kontras ini sambil dikontrol fluoroscopy)
o   Lakukan klem pada cateter suprapubis
o   Kontras melalui
cateter pada urethraMasukkan kontras dengan perbandingan 1:1 kedalam urethra secara retrograde melalui cateter yang telah dipasang pada ujung distal urethra sampai aliran kontras tampak terhenti (pemasukkan kontras ini sambil dikontrol fluoroscopy)
o   Lakukan klem pada cateter yang melalui urethra
o    Ambil gambar dengan posisi pasien supine dan oblique (RAO atau LAO) yang mencakup vesica urinaria dan urethra dengan sinar undercouch, setelah diletakkannya marker penggaris sejajar dengan urethra (marker penggaris ini berguna untuk membantu radiolog dalam mendiagnosa hasil gambaran dan dapat diketahui nilai panjang terjadinya striktura urethra, batasan proximal dan distal striktura urethra serta letak striktura urethra)

·         KRITERIA GAMBARAN
Tampak
striktura urethraGambaran yang tampak yaitu tampak bahan kontras mengisi urethra dan tampaknya striktura urethra proximal yang ditandainya dengan pengisian daerah striktura dengan kontras media yang sangat sedikit dan terlihat batas distal striktura yaitu daerah dimana urethra yang tadinya lebar lalu menjadi sempit.

·         TAHAP AKHIR
-          Setelah pemeriksaan, klem dapat dibuka lagi


DAFTAR PUSTAKA
Sumarno Markam, Kamus Istilah Kedokteran, 1997, FKUI Jakarta.
Ganong W. F. Fisiologi Kedokteran, 1995 CV. EGC. Jakarta.
Evelyn C. Pearce. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta, 1993 Gramedia.
Clack C. K. M.B.E. Positioning in Radiography : EIGHTH EDITION, London, Wm HEINEMAN MEDICAL BOOKS LTD.
Syaifuddin Drs. H. B.Ac. Anatomi Fisilogi Untuk Siswa Perawat : Edisi 2, 1997.   EGC. Jakarta.
Philips W. Ballinger, Radiographic Positionsand Radiologic Procedures, Volume II edisi ke delapan, 1995













KATA PENGANTAR
            Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang pemeriksaan Uretrhrocystografi yang diberikan oleh Bapak Kukuh Nurcahyo, SST.
            Adapun dalam penulisan makalah ini, kami mendapatkan bantuan bahan materi dari berbagai pihak sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Hj. Rosiana Murwiyati, BSc  (Radiografer RSUPN. Cipto Mangunkusumo Jakarta)
2.      M. Zawawi, Dip.Rad (Radiografer RSUPN. Cipto Mangunkusumo Jakarta)
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami selaku penulis meminta maaf atas ketidaksempurnaan makalah ini serta kami menerima kritik dan saran yang akan diberikan oleh pembaca. Dan kami harap makalah  yang kami tulis dapat bermanfaat bagi para pembaca.




                                                                                      Penulis,


                                                                                    Kelompok 5

2 komentar:

  1. Permisi, untuk tinjauan pustaka teknik pemeriksaan uretrocystografi diatas menurut Ballinger/ menurut Clark? Terima kasih.

    BalasHapus
  2. Terimah kasih sangat bermanfaat sekali bagi saya

    BalasHapus